Hmm, wajar nggak sih kalau si Gayus jago ngorup duit pajak negara? Dia pintar baca laporan keuangan, jago ngitungin pajaknya, dan paham bener keinginan orang bisnis yang pengen low cost, high profit. Doi juga pasti jago di Financial Market. Si doi bisa manipulasi semua karena udah bisa korelasiin segalanya, plus jago tikung sana tikung sini dengan komunikasi yang baik mencapai kata ‘setuju’ kedua belah pihak yang pastinya mutualisme. Nah, ini dipelajari di Communication Business.Gw yakin, doi cuma lupa mempelajari dengan seksama mata kuliah Business Ethics dan Citizenship. J
Hmm, sekarang kalau waktu kuliah dihabiskan cuma buat belajar di kelas dengan banyak buku, tugas, soal dan diskusi.., ??
Tiap hari, kita pasti bakal ketemu dengan kasus transaksi ini itu. Atau, bakal ketemu dengan kasus perusahaan ini itu. Semua bicara tentang bagaimana meningkatkan profit. Pikir-pikir, hampir di setiap kelas ketemu kata finance atau profit yang melulu mikirin duit. Kalau tiap hari dicekokin hal yang itu-itu aja, bukannya bakal jago analisis dan korelasi?
Gw itung itung jumlah mata kuliah. Sampe sekarang gw tingkat dua, baru tiga mata kuliah yang ngajarin gw tentang bagaimana menjadi ‘manusia’ yang baik, yaitu matakuliah Religion, Citizenship, dan Business Ethics. Selebihnya adalah mata kuliah yang melulu tentang duit dan profit. So,harus belajar langsung donk ke sekitar?
Pikir-pikir lagi, tiap kasus perhitungan laporan keuangan, pasti menuju kata BALANCE. Nah, tapi dalam belajar, kita lebih fokus ke pelajaran di kelas ketimbang belajar dengan alam dan masyarakat. Gimana bisa BALANCE?
Hitung-hitung jumlah hari yang dihabiskan dalam seminggu, pasti lebih banyak di kampus. Kalau kita hanya tau teori dunia bisnis untuk mencapai high profit, apa jadinya?
Kuliah melulu belajar tentang cara mencari kesenangan, menganalisis bagaimana mencapai profit tertinggi, mengkorelasikan cara mencapai titik kepuasan tertinggi, tapi sering lupa bagaimana cara memberi senyum di sekitar?
Bukannya hidup yang indah adalah ketika mampu berbagi senyum dan manfaat?
Balik ke Gayus, mungkin doi lupa jalan-jalan ke bagian pinggir Jakarta. Atau malah tingkat riben kaca mobilnya terlalu tinggi sampe susah ngeliat anak-anak kecil yang berkeliaran dijalanan mencari duit untuk makan.
Hmm, ternyata realisasi kata BALANCE nggak segampang menghitung dan menulis kata BALANCE di akuntansi..