Mulai 1 Juli pakai aplikasi MyPertamina jika ingin membeli pertalite subsidi dan solar. Berita ini ada di mana-mana sejak beberapa hari lalu. Tapi, hanya sedikit yang mencantumkan hal paling penting. Subjek kalimat. Who (siapa) dalam berita. Yaitu, kendaraan roda 4.
Kebijakan ini hanya berlaku untuk pengguna kendaraan roda 4 alias mobil. Tapi yang terjadi, banyak media menunjukkan gambar sepeda motor mengantri membelia BBM sambil memegang handphone. Seakan-akan kasian sekali.
Belum lagi bahasa yang digunakan menyelut emosi.
“Kasian ibu-ibu yg antar anaknya naik motor, habis bensin tapi lupa bawa handphone. Tidak bisa pulang.”
“Bikin repot aja, beli bensin 20 ribu harus pakai aplikasi. Kuota juga belum pasti terisi.”
“Katanya menyalakan hp di pom bensin bisa bikin meledak, eh Pertamina malah menyuruh menyalakan hp.”
Informasinya jadi blunder. Tapi, sebenarnya yang blunder itu media dan netizen budiman Indonesia. Bukan kebijakannya.
Disclaimer dulu. Saya bukan kaum pro pemerintah garis keras apalagi komplotan politik media sosial. Postingan ini hanya bentuk andil sebagai warga negara yang ingin teman-temannya tidak termakan berita hoaks yang asal.
Kebijakan ini bikin repot! Bukan. Kebijakan ini dibuat supaya BBM subsidi tepat sasaran.
Pernah nggak liat Pajero, Fortuner, atau Alphard mengantri pertalite? (Saya pernah. Sering!) Ah, bahkan mereka ikut antrian premium.
Gegara kaum ‘mampu beli mobil mahal, tapi tidak mampu/mau beli pertamax’ yang sekali ini BBM Rp 300.000 – Rp 600.000 ini, mereka yang naik sepeda motor dan mau isi bensin Rp 10.000 – Rp 50.000 jadi pusing lihat antrian, atau malah lebih apes kehabisan BBM subsidi. Akhirnya merekalah yang malah melipir ke pertamax. BBM subsidi jadi tidak tepat sasaran.
Untuk itu, kebijakan ini dibuat. Supaya para pengguna kendaraan roda 4, tahu diri. Kalau mobilnya LCGC, masih diizinkan beli solar pertalite subsidi. Tapi, kalau mobilnya di atas 2000 cc, ya mohon sadar diri. Anda tidak berhak menggunakan solar dan pertalite subsidi.
Menyalakan hp bisa memicu ledakan. Kok malah bayar BBM pakai hp?
Nih, sekali lagi. Kebijakan ini hanya untuk kendaraan roda 4, alias mobil. Umumnya mereka membayar dari dalam mobil, guys. Biasanya berjarak 1,5 meter dari tangki BBM. Dan ini tergolong aman. Kalau menyalakan hp-nya sambil telponan di depan tangki pengisian BBM, inilah yang bisa menyebabkan ledakan.
Jadi, please media jadilah lebih beretika dengan tidak mencari celah mengarah kritikan, bahkan meng-upload konten supaya jadi perdebatan. Jangan sampai hal yang paling penting tidak disebutkan. Paham 5W1H kan? Belum lagi, netizen budiman ikutan. Sesungguhnya inilah yang membuat repot jagat raya media sosial Indonesia dan keributan pedagang di pasar.
Jadi, mohon smart people yang memegang smart phone, budayakan membaca. Jangan membaca setengah-setengah, apalagi membaca hanya judulnya saja.
Dan, terimakasih telah membaca postingan ini sampai habis.
Kamu luar biasa. Semoga di Juli ini hari-harimu pun indah luar biasa.