Langit tak selamanya biru
Daun pun ada yang layu
Tanah sering kali berbatu
Bahkan semut, tahu tentang itu
Langit cerah kadang berpetir
Tapi, bukankah nurani lebih tahu cara bergetir?
Jika mendung tak selalu hujan
Mengapa harus menyiramkan kata dengan kejam?
Sering semut menggigit
Tapi tak akan, jika tak diusik
Mengapa ada nurani rela berbela diri?
Dengan menyayat senyum sendiri?
Berkelah kau tutupi muka dengan seribu alasan
Lalu aku menjadi saksi bisu tanpa balasan
Tak ingin ku balas dengan cara setan
Karena ku yakin pada Tuhan
Pun jika aku bersumpah pada langit
Dari tiap senyummu yang pahit
Tak akan ku berserapah dusta
Tak akan, walau satu kata
Langit tak selamanya biru
Daun pun ada yang layu
Tanah sering kali berbatu
Bahkan semut, tahu tentang itu
Kutunggu langit menghitam
Kusirami daun agar mekar
Kubersihkan batu walau dalam malam
Ku yakin, semut jadi kawan