Ini bukan puisi yang bercerita tentang Cinta Yang Bisa Bahagia
Demi dua matahari yang tandas oleh rinduku
Demi langit apabila tersingkap gaun biru
Dari raga yang tak pernah ragu menyapa wajah tengadah
Tak lelah-lelah aku berkhianat padamu
Berkhianat seperti khianatnya senja pada janji pertemuan kemarin
Pertemuan dengan gadis kecil di atas bukit,
Gadis kecil yang gemar tengadah pada langit
Ada doa melayang di atas pohon
Sepintas mirip sepi yang tak mau pergi
Sepi yang membuatku berkhianat
Dikepalaku,
Sepi melayang serupa barang aneh yang dingin sekali jika disentuh
Sentuhlah,
Kumohon jangan takut
Aku memang posesif jika menyangkut rasa
Bukankah sepi memang tahu,
Ada garis yang tak mungkin bisa diputus
Tapi aku punya cerita paling indah untukmu
Sekali pun kamu tak pernah tahu
Atau malah tak pernah ingin tahu
This poetry isn’t mine.
This is my grateful for the real writer 🙂