Catatan Tentang Cinta

“Entah sejak kapan gw suka dia. Gw suka dia, Sya.”
“Jangan tanya kenapa gw suka dia, Sya.”
“Gw nggak tau kenapa gw suka sama dia, Sya.”
Namanya cinta.
Dia datang tanpa panggilan. Datang tanpa sapaan. Namanya cinta.
Berawal dari ketertarikan. Menuju rasa suka dengan perlahan. Menemukan kenyamanan bersama. Merasa mampu melengkapi akan kehadiran. Namanya cinta.
Seperti bintang yang datang pada malam. Bulan tak pernah melarang, bukan? Begitu pun cinta. Ia tak perlu alasan atas kehadiran. Hanya rasa untuk bersama dalam kenyamanan.
Namanya cinta. Zat tanpa formula yang menyatukan dua insan berbeda. Tanpa reaksi paksa. Ia hanya menyatu bersama.
Namanya cinta. Menerima keadaan satu sama lain tanpa cela.
Bukankah tak ada yang sempurna, hai cinta?
Jika kau tahu, cintalah yang membuat ia sempurna. Ia melengkapi yang tak ada. Menutupi yang tak disuka. Namanya cinta.
Ia seperti api. Mengobarkan motivasi. Mengarahkan mimpi. Bersama. Namanya cinta.
Ia seperti morfin. Merasa hilang jika tak ada. Rindu kian dalam jika lama tak berjumpa. Candu. Baunya, tingkahnya, senyumnya, tangisnya, bawelnya, ahh..namanya cinta.
Ia seperti aspirin. Rasa lelah, rasa marah, rasa kesal, semua hilang ketika ia melontarkan senyum. Menyatakan dirinya ada. Ketika bersama, semua menjadi ringan. Karena dia. Namanya cinta.
Ia seperti bintang. Punya garis edar sendiri. Sejauh apapun melangkah, ia akan tetap kembali. Sesakit apapun masalah, ia ada disisi. Serumit apapun keadaan, ia tak akan pernah pergi. Ia telah menciptakan garis edarnya sendiri. Menentukan kepingan hati untuk bersama dalam kenyamanan yang hakiki. Namanya cinta.
Ini tentang cinta sesama manusia. Cinta yang sering dijadikan tema puisi, lagu dan film. Ini catatan tentang cinta.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *