Antara Suka, Kagum, Sayang dan Cinta

Diserang kuliah dari jam setengah delapan hingga jam delapan malam? Ampuun gila.. Aku dan dua rekanku yang selalu duduk berjejer dikelas terakhir yang menjadi 4 sks sore ini mendadak menjadi warganegara yang baik sesual falsafah negara yang berasaskan Pancasila dan  mematuhi dengan baik UUD’ 45. Haaha.., tu mah mata kuliah sore ini.
Namun, ada yang berbeda. Biasanya kami akan menguap sahut-sahutan. Benar 100% penelitian yang mengatakan bahwa menguap itu menular lebih cepat dari virus H1N1. Tau kenapa? Sang ibu dosen yang masih semangat untuk mendidik kami menjadi warganegara yang baik, taat, patuh, mandiri, bermoral, bla..,bla.., bla itu, tiba-tiba memberi tahu dengan senyum.., “Nanti abis shalat Maghrib, kita ada pre test di session kuliah yang ke-2!”
Gubrak. Jurnal antah berantah pagi tadi dan rumus passive voice yang kami telan tadi siang seakan tak memberi ruang di FD otakku untuk memasukkan sedikit aja file tentang mata kuliah yang sebenarnya sangat penting mendidik kami menjadi ‘orang’ didepannya. Minimal dengan mencintai negara dengan segenap jiwa dan raga, kami tak akan terserang virus gayus kelak. Alhasil, kami mencoba tidak menguap.., dan, aku gagal..!
“Sya, lo tau nggak perbedaan antara suka, sayang, cinta dan kagum?”
Nggenjreeenng, aiih.., Arsi seketika membangunkan rohku yang telah terbang mengahayal memasuki slide di depan kelas yang mengambang di antara kata-kata singkatan buatan dosenku tersebut.
“Ha..?”
“Tau nggak?”
“Dia ni.., nanyain” Tangan Arsi menunjuk Lily yang tersipu malu-malu cicak.
“Ada angin apa kalian nanyain kaya gituan?” Tanyaku canda.
“Serius ni gw..” Arsi sok serius.
“Kalo itu kalian hubungin tentang jatuh cinta atau apalah itu. Haha, gw cuma tau satu tentang itu. Gw cuma jatuh cinta sekali mpe umur gw segini.. Hahhha” Nyaho deh nanyaih hal begituan sama diriku.
“Aiihh, lo mah..” Arsi sewot. Dan Lily manyun menyo di sudut meja.
“Eh.., eh, apa kalo kagum tu berarti suka. Atau, suka bisa bikin kagum? Terus, bisa jadi cinta gitu? 
Kalo sayang? Ahhh, bingung gw..” Yahh, Arsi tetep aja tu.
Tadinya, ku kira mereka serius membaca buku untuk persiapan pre test.., ehhh ehh, malah lebih parah. Mereka terbang ke dunia galau. Hahah..
“Sya, menurut lo apa perbedaan antara suka, sayang, cinta dan kagum?” Ampun deh, keluar dari kelas juga masih nanya gituan. Tapi, kali ini giliran Lily. Matanya yang tak tergolong bulat dan cipit mencoba mencari bola mataku disela kelopak mata yang enggan terbuka lebar karena takdir kecipitan. Ia serius.
“Aiiih, galau lo ya?”
“Kata Arsi ni….” Eh.., Lily malah menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi sama dengan volume galau..!
“Suka itu tu biasanya tu kaya suka pada pandangan pertama.” Kesimpulanku: Seperti kupu-kupu suka dengan bunga yang berwarna cerah. Judge by the cover..!
“Kalo cinta itu, dia tu rela buat ngeluangin waktunya buat seseorang itu.. Kalo itu benar-benar cinta, maka cinta itu nggak ada syaratnya. Karena kalo ada syaratnya dan suatu kali tu syarat ilang, berarti nggak cinta lagi. Nah, itu bukan cinta.” Kesimpulanku: (bingung mode on..???)
“Kalo sayang itu, tu lebih sama keluarga en kerabat gitu..Nah jadi tu kaya rasa yang udah timbul dari sononya..,” Kesimpulanku: Seperti kawanan kupu-kupu yang hobi terbang bareng nyari bunga. We always together, because we are the oneness. Sense of belonging tu gede banget.
“Nah, kalo kagum tu kaya sekedar suka ma kelebihan seseorang.” Nah, yang ni aku bingung ni buat kesimpulan. Kayanya sih sama ma ‘suka’, Judge by the cover.
“Kata Arsi atau kata lo? Siapa yang lagi galau sih? Pertanyaan siapa sih ni?”
“KITA BERDUA..!” Kompak, tiba-tiba Arsi sudah duduk manis disampingku bersuara sama dengan Lily.
Whatever, aku tak ahli tentang membuat filosofi tentang hal itu. Aku tak punya banyak referensi dan tak punya pengalaman di bidang itu.
Bagiku.., suka, kagum, cinta dan sayang seperti system kapilaritas pada kain perca. Ia terus merambat. Rasa suka yang pertama muncul merambat jadi kagum karena keingintahuan dan pencaritahuan, lalu ia berkembang menjadi cinta dan sayang merasuk dalam hati kita. Kapilaritas yang menyerang kain kecil itu, membuatnya basah dan kuat. Ingat, kain yang basah lebih susah robek daripada kain yang kering.
Aku suka, kagum, sayang dan cinta pada kedua orangtuaku, kakak, abang dan adik, seluruh keluarga, sahabat-sahabatku, teman-teman sekitarku, bahkan pada tiap semut yang suka mengintipku dari celah retakan dinding kamar. Suka, kagum, sayang dan cinta itu adalah air yang memiliki ketulusan, lalu ia meresap. Di resapan itu, terdapat senyum, airmata, tawa dan tangis. Dan ketika kapilaritas itu mencapai titik sempurna, rasa suka, kagum, sayang dan cinta pada Allah menjadi sebuah ketulusan terindah yang hadir dengan begitu lembut karena Allah menganugerahkan kalbu di tiap hamba-Nya untuk mampu memiliki rasa indah itu. Ketulusan dan rasa syukur pada-Nya menambah kecepatan kapilaritas itu. Dan.., kapilaritas itu lebih meresap.., karena.., suka, kagum, sayang dan cinta Allah pada kita adalah yang paling indah dan sempurna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *