Namanya Silvie…

Ada yag bilang, cantik bukan menjadi ukuran untuk mencari pasangan. Seandainya iya, maka cantik akan menjadi ukuran yang ketiga, keempat atau kelima setelah agama, perilaku yang baik, nasabnya, dan lain sebagainya yang satu cabang dengan hal tersebut.
Namun ternyata, realita sekarang ini membuktikan bahwa cantik merupakan poin terpenting dalam memilih kembang terbaik untuk dijadikan pasangan hidup. Ya, ini kisah yang mengupas tuntas realita cinta yang pro terhadap kecantikan sebagai modal utama dalam mencari kebahagiaan hidup.
Namanya Silvie. Dia adalah primadona paling cantik, seksi dan T-O-P banget seantero komplek. Kecantikan dan keanggunannya mampu menghipnotis banyak pria bukan hanya dari komplek rumahku namun sampai sebrang komplek pun mampu dia perdaya. Tiap hari, rumah kami akan penuh dengan banyak pria dengan jenis yang unik-unik. Ada yang selalu menggunakan baju rapi, nan molek abiz serta dandanan yang borju abiz. Ada yang menata kumis panjang dengan ujungnya yang runcing-runcing lalu ia gerak-gerakkan dengan penuh pesona untuk menarik perhatian Silvie. Ada yang melantunkan suara paling indah dengan menyanyikan lagi yang tak jelas lirik dan nadanya. Ada yang sok ‘cool’ dengan bersikap biasa saja, hanya membusungkan dada dan menggerakkan kakinya seolah dialah yang paling tampan diantara antrian panjang pria-pria itu untuk berkencan dengan Silvie. Dan lain sebagainya, sejenisnya, dan lain-lain. Mereka semua akan duduk manis bersila di depan pagar rumahku.
“Ckckckck…” Hanya itulah ekspresi bundaku melihat ketololan pria-pria itu.
Selanjutnya Silvie yang sudah bersih sebab ia telah mandi selama setengah jam, menyisir rambutnya selama 15 menit, dan merapikan gaun seksinya selama 15 menit juga. Sehingga total persiapan dia berkencan akan memakan waktu 1 jam..! Lalu ia kan berjalan melenggang dengan gaya paling eksotis yang mampu ia pancarkan. Pesonanya yang baru sampai didepan pintu membuat semua pria-pria garong itu berdiri seketika, memasang muka paling “cute” maksimal, memandang Silvie ironi ingin menjadi pria pertama yang menjadi paasngan kencannya hari ini, dan selanjutnya akan memanggil Silvie sahut-sahutan dengan suara paling merdu yang mereka punya. Adikku, Tio hanya tertawa geli di balakang jendela depan rumahku. Memandang kagum nggak jelas yang lebih tepatnya malah bangga atas tingkah laku “play girl” Silvie.
Silvie pun mulai beraksi. Menurut observasi adikku Tio, Silvie mampu berkencan dengan 5 pria dalam satu hari. Entah bagaimana ia mengatur waktunya. Sempat aku, adikku, dan bunda berfikir bahwa Silvie mungkin telah kuliah jurusan Manajemen yang membuatnya jago gila dalam me-manage waktunya. Whatever, yang paling gila adalah kenapa selalu ada saja pria yang menunggunya. Padahal, dia hanya punya wajah yang tak seberapa itu, menurutku..! Tapi yang pasti, dia tak akan pernah mendapatkan sosok pria baik-baik yang mampu menjadi pemimpin dalam rumah tangga yang sakinah, mawardah, warahmah.
Silvie memang rajin ke mesjid. Bagaimana tidak, sebab rumahku satu tembok dalam pagar dengan mesjid yang bernama Mesjid Amaliyah. Setiap hari, Silvie akan nangkring di mesjid, mungkin karena suasana yang tenang dan dingin dengan angin sepoi-sepoi yang membuat dia semakin merasa PeDe dengan kecantikannya. Tak jarang pula para pria garong itu menunggunya di pagar mesjid. Itulah tinggah Silvie.
Maka, inilah yang paling membuat Bunda marah. Silvie hamil diluar nikah dengan pria yang nggak jelas yang mana. Sebab, Silvie sendiri nggak tau sperma siapa yang telah membobolkan ovumnya. Selama masa kehamilan, biasanya Silvie akan mengambil cuti kencan. Dan rumah pun akan menjadi sunyi sebab tak banyak pria yang nangkring di depan pagar.
Nah, proses bersalinan Silvie adalah hal yang paling tragis. Kali ini, dia melahirkan 3 anak sekaligus dengan wajah yang sangat imut. Sebulan yang lalu, dia telah meharkan 4 anak, dan menurut data adikku, sepertinya ini adalah anaknya yang ke-15 yang kesemuanya itu tanpa ayah. Setelah melahirkan anak-anaknya yang minimal berjumlah 3 dan maksimal berjumlah 5 tiap persalinan, biasaya Silvie  akan menyusuinya hanya selama seminggu, lalu ia akan kembali bersolek paling cantik untuk kembali berkencan dengan banyak pria.
Bunda hanya akan ikhlas untuk memberi makan semua anak-anaknya. Adikku pasti menyiapkan tempat tidur untuk anak-anak Silvie agar tak kedinginan. Mungkin hal ini jugalah yang membuat Silvie manja sehingga ia selalu tak mendengarkan nasehat bunda bahwa “zina itu haram.” Huft.., sementara adikku hanya tersenyum melihat tingkah bunda dan Silvie yang selalu pro kontra. Bagaimana tidak, setelah seminggu Silvie akan menelantarkan anak-anaknya. Dia tidak peduli anaknya makan atau tidak, kedinginan atau tidak bahkan hampir mati. Silvie benar-benar ibu yang sangat kejam. Dia hanya berkencan, hamil lagi, bekencan, hamil lagi, berkencan, hamil, dan hamil lagi.
Sampai sekarang, aku dan adikku sudah tidak mampu mengitung banyak anak yang telah Silvie lahirkan. Sebab, setelah anaknya mampu berjalan sendiri, satu persatu mereka akan pergi mencari kehidupan baru. Mereka juga tak memperdulikan ibunya yang ‘playgirl’ itu. Sungguh ironi.
Ini adalah kisah seekor kucing belang tiga betina, peliharaan adikku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *