Libur = Hibernasi #2

Gw kangen banget sama laptop (dan kopi sebenarnya). Boro-boro nge-blog, ngerjain tugas kuliah atau ngelanjut tulisan gw aja gw nggak punya daya hampir sebulan ini. Postingan ini hadir karena gw sebagai penulis postingan Libur=Hibernasi  (click to know) ternyata juga keder sebagai main controller for my own hibernation.Okesip, gw mengakui kata-kata bahwa realisasi tidak semudah tulisan memiliki  kualitas kebenaran diatas 50%. Yah, minimal dengan menulis bisa mengingatkan diri sendiri sebagai cermin.  Begitu kata Mbak Asma Nadia waktu pertama kali gw ikut workshop doi.
Apa yang lo rasain ketika lo dihadapkan pada banyak tanggung jawab, tapi tiba-tiba aja lo nggak sanggup  buat beranjak dari kamar?  Bukan karena bokek nggak punya ongkos, tapi gara-gara badan lo nggak kuat buat jalan!
Yang gw rasain pas aktualnya,  gw pengen ganti tulang gw sama tulang kuda sekalian! Tapi, realisai tak semudah andaian. (Andaian gw ngaco begitu.. Hihi)
Bikin satu keluarga cemas sampe harus ngirim gw pake capung raksasa dalam hitungan jam. Guilty-nya itu lohh… pake banget!
Capek pikiran dan raga, actually..the most triggeryang bikin lo harus ngadain proses full hibernate. That’s what i did. Ngadapin birokrasi kampus yang ribet (tentang birokrasi gw pengen bahas lain waktu), harus bolos kuliah untuk beberapa waktu, numpuk kuliah kuliah, ninggalain banyak tanggung jawab yang udah sempat dikatain deal, bikin adik-adik sms-in lo karena kecarian, buat teman-teman khawatir, bikin doi cemas bukan main, dan yang paling utama..bikin keluarga gw khawatir tingkat dewa.
Semua, gara-gara lupa diri! Lupa kalau tiap manusia punya batas kemampuannya masing-masing. Actually, manusia tak pernah merasa puas. Logicly, selalu ambil semua kesempatan yang ada di depan mata. Dan, bego’ly lupa memperhitungkan kesehatan.
Et di en, all planning yang udah rapi.., buyar dalam hitungan jam gara-gara hasil lab yang diutarakan dengan kata-kata oleh orang yang kuliahnya lama banget itu, alias dokter. Ditambah penjelasan panjang kali lebar kali tinggi oleh dokter satu darah alias abang gw! But, kondisi ini nggak akan berlaku lama. Setelah gw dikatakan pulih, gw bisa gentayangan seperti biasa. Hehe..
Layaknya mesin-mesin yang perlu perawatan (sampe ada kan tu perhitungan buat vitamin si mesin),  begitu juga manusia.
Kalau kata om John C. Maxwell, tingkat kesibukan yang tinggi tak menjamin  produktivitas yang tinggi. Hm, gw baca buku om Maxwell, tapi ternyata belum memahami dengan matang..sampai akhirnya kepentok kalimat itu sekarang!
Hmm, belajar ilmu lebah. Harusnya kita hanya memilih satu jenis bunga untuk menghasilkan madu. Andai lebah itu rakus dengan menghinggapi semua jenis bunga, pasti madunya tak berhasil. Demikian manusia. Banyak kesempatan yang datang, harusnya membuat kita dewasa memilah dan memilih the most important. Kalau perlu, bikin analisis SWOT dulu untuk mengambil keputusan.
Actually, masa muda adalah masa mencoba ini itu. Do this, do that! Emang pacuan darah kali ya..  But, kalau kata om Stephen Covey,  kita harus menata skala prioritas. Om Covey bilang, “Sangat mudah untuk berkata ‘tidak’ padahal Anda memiliki kekuatan untuk berkata ‘ya’.”
Make it balance! Layaknya ilmu debit credit, harusnya banyaknya kegiatan diseimbangkan dengan kekuatan tubuh. Kalau cash nya negatif, perusahaan bisa koleps. Like our body, bisa sakit deh.
Demi efisiensi waktu, hari sabtu  minggu sering banget dipake untuk kegiatan ini itu. Lupa, kalau hari tersebut emang udah dibuat oleh dunia sebagai hari hibernasi alias libur. Alhasil, jadi nggak punya waktu libur. Lupa kalau saraf-saraf otak, hati, dan otot butuh tidur nyenyak khusus. Sampai akhirnya mereka keder. Hmm..
Tentang skala prioritas, itu adalah hal yang terpenting. How to know
  • Liat dream list, masuk sebagai salah satu dream-kah?
  • Liat ke diri, sanggup kah?
  • Liat lingkungan, mendukung kah?
  • Liat badan, kuat kah?

En di en, mumpung masih muda… nggak apa-apa lah ya kalau sempat kesandung batu, kepentok, jatoh! Asal nggak nemu batu yang sama aja.. Itung-itung bisa punya pemikiran yang lebih, walau ngaco. Hehe.. (disclaimer)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *