Jakarta Baik, Jakarta Damai

Kalau lo adalah pembaca yang kenal gw secara langsung, pasti tau kalau gw nggak suka hal-hal berbau politik. Iya, karena emang gw setuju kalau politik itu emang lumpur paling kotor. Okay, skip about this bullshit.
Pagi ini gw dateng ke kantor sengaja banget rada siang karena dengar kabar kalau ada pendemo lewat Rasuna Said menuju spot utama demo. Jadilah gw nari-nari nggak jelas dulu menunggu macet sedikit mereda.
Sekarang, jam 11.16 waktu gw ngetik ini dan cuaca di luar kayaknya mau ujan. Gw berdoanya simple. Jakarta baik, Jakarta damai. Jangan ujan plis, kasian yang demo kalau keujanan. Ntar mereka sakit. Gw juga berdoa supaya demo berjalan lancar dan damai karena gw nggak mau nama Jakarta jelek. Nggak baik buat nilai saham dan nilai rupiah. Se-simpleitu aja.
Why?

Karena gw selama ini cuma duduk manis di depan laptop. Pun baca berita, ya cuma sekadarnya aja. Gw nggak paham dan nggak mau ikut-ikutan terlalu dalam.
Gw punya banyak teman penulis yang turun langsung ke jalan buat liputan. Gw juga banyak punya teman jurnalis yang ngejar berita sana sini terkait hal ini. Ada juga beberapa teman gw yang ikutan langsung sebagai pendemo dengan niat yang ikhlas. Ada juga teman gw yang punya bukti kalau ini murni permainan politik. Nah gw? Cuma jadi pendengar budiman yang angguk-angguk atas cerita mereka.
Intinya, berita dan segala yang disuguhkan media itu ada yang benar ada juga yang tidak. Yang mana yang benar dan yang tidak benar ya nggak tau juga. Haha. Karena emang kode etik jurnalistik udah habis dibabat sama kepentingan, atau egoisme belaka. Ya, kira-kira begitu.
Jadi, kalau gw mah…yang damai-damai saja. Berdoa yang baik-baik saja.
Okay, Jakarta.  

Gizsya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *