Alasan Wajib Nonton INSIDE OUT

Gw bukan marketingnya Pixar apalagi Disney. Postingan ini suer karena gw emang suka banget sama film Inside Out.
Tiap kali diajak nonton film yang pemainnya bukan manusia, hampir 98% gw nolak karena gw kurang suka nonton film kalau yang main bukan manusia. Semua yang bukan manusia buat gw adalah kartun tanpa bisa membedakannya. Setidaknya, ada banyak teman gw yang bilang gw bego karena nggak bisa bedain mana animasi, kartun, atau apalah itu namanya. Dari zaman gw kecil, kartun yang tonton cuma Conan karena dia ganteng, dan Dragon Ball karena kakak dan abang gw selalu nonton dan gw ngekor sebagai adik.
Tapi, ajakan teman buat nonton Inside Out beberapa hari lalu gw terima tanpa pikir panjang. Sumpah bukan karena gw jomblo, tapi karena gw tanya Mbah Google itu film dapat rating 8.6/10 IMDb. Setidaknya, IMDb nggak akan sembarangan nyatokin angka. So, that way.. I went to Setiabudi XXI and watched it.
Scene awal, gw sedikit bingung..hm banyak deh. Ya kali gunung bisa jatuh cinta lalu pacaran. Gw nggak imajinatif banget yak. Kira-kira begitu. Hahahah..
Kehadiran Joy (Happiness) pada kelahiran Riley, gw suka. Entah kenapa, gw ikut senyum waktu Baby Riley membentuk wajah lucu itu. Eng ing eng, lalu Sadness datang dan mengaktifkan kelenjar airmata. Gw mulai paham film kartun yang gw tonton.
Yap, those are Joy, Sadness, Anger, Fear, and Disgust. Sebenarnya banyak ungkapan atau jenis perasaan lain. Tapi, kelima perasaan ini cukup mewakili semuanya.
Gw ngebayangin, ini yang dilakukan otak ketika harus memilih perasaan sebagai jawaban atas permintaan sensori yang lain. Dilakukan dalam hitungan entah per berapa detik, tiap tindakan membutuhkan banyak pemikiran. Bahaya kah? Baik kah? Salah kah?
Gw suka dengan karakter Joy yang bersinar. Yap, the most beautiful make-up in this world is happiness. Senyum, bahagia, ceria..mampu memberi sinar tersendiri pada tubuh. Gw jadi percaya, bahwa hormon dopamin itu mampu menyembuhkan segala jenis pernyakit. Pernah dengar tentang pasien kanker stadium 4 mendadak sembuh beberapa bulan setelah pernikahannya? That was because happiness in her heart.
Inside Out, memberikan deskripsi bahwa masa kecil adalah masa yang penuh kebahagiaan. Masa dengan memori ‘kuning’ yang indah. Bahkan, memori bahagia inilah yang membentuk pulau-pulau kepribadiaan yang membentuk karakter. Dari banyak pulau kepribadian yang terbentuk, the most important thing is always be family!
Keluarga. Tempat tumbuh dan berkembang yang paling memengaruhi individu. Katanya, masa balita adalah waktu paling penting yang harusnya tidak boleh dilewatkan orang tua. Masa inilah yang mampu membentuk karakter kasih sayang pada anak. Kalau diingat, gw bahagia dulu sering nunggangin punggung papa, disuapin mama, main lumpur, ahh…thanks God!
Film ini juga menjelaskan bahwa Bahagia dan Sedih itu selalu berdampingan. Untuk memperoleh Kebahagiaan tidak jarang harus diawali Kesedihan. Nggak selamanya Bahagia memegang peran terpenting dalam hidup. Kita butuh Sedih untuk melangkah ke tahap hidup yang lebih tinggi. Kita butuh Takut, Khawatir, dan Marah. Campur aduk segala rasa yang indah kalau semuanya bekerja sama. Mungkin, kata ‘DEWASA’ sering dipake psikolog untuk menyatakan proses ini.
Finally, gw sangat merekomendasikan film ini. Dari film yang udah gw tonton di 2015, I think this is the best movie. U will learn many things for ur ‘inside out’.
Gizsya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *