Pramuka: Empu Guru Manusia Bermakna

Dirgahayu Gerakan Pramuka Indonesia!!!
14 Agustus, mengingatkan gw pada kegiatan ekskul paling cool selama masa manusia berseragam sekolah, mulai dari zaman gw pake putih merah sampe gw pake putih abu-abu. Mulai zaman gw anak singa alias siaga sampe gw jadi penegak.
Masa siaga. Gw nggak inget banyak waktu masa ini. Mungkin karena gw masih anak ingusan yang cuma ngerti Pramuka itu sama dengan kemah. Zaman itu, gw bakal rajin latihan kalau tahu bakalan ada kemah doank. Hahaha..
Masa penggalang. Gw mulai mengerti makna Pramuka. Gw mulai dah tu ngapalin morse dan semaphore dengan serius (ceile..). Persami (Perkemahan Sabtu Minggu) sering banget gw tunggu-tunggu. Kemah buat gw, nggak harus di hutan. Kemah di lapangan sekolah juga ternyata sangat merindukan. Persami sering banget ngajarin gw tentang arti kebersamaan. Indah!
Masa penegak. Gw sangat mencintai Pramuka. Satu dialog waktu jaga pos yang paling eksis di zaman ini,
“Sebutkan dasa dharma ke-2..” Tanya gw dengan lantang pada salah satu anggota yang nangkring di pos gw waktu penjelajahan malam.
“Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia!” Pastinya dijawab juga dengan lantang.
“Nah, kalau gitu. Cium itu tanah. Kan kau cinta alam?” Tanya gw dan rekan gw serempak sambil nyengir licik.
“Glekkk..#??..”
Kata mbah google Kepramukaan itu bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, social, intelektual dan fisiknya. Semasa gw jadi anggota Pramuka, gw nggak mau mengambil kesimpulan kalau gw udah nelen semua itu tujuan Kepramukaan yang kalimatnya cakep banget itu.

Buat gw, Pramuka itu rumah belajar bersama alam hidup dan tak hidup.
Di Pramuka, gw mengenal tentang kebersamaan yang indah dalam suka dan duka. Buktinya: Hasil masakan yang kurang garam atau nggak jelas rasanya, tetap aja abis.
Gw mengenal ketakutan yang harus selalu ditantang. Faktanya: Bergelantung di atas 3 meter dari tanah cuma dengan tongkat stok dan tali rami.
Gw mengerti bahwa keberanian tercipta ketika ketakutan telah terjalani. Alasannya: Pengalaman ngejar kuntilanak yang mengintai kami selama jaga pos malam. Dan kami tau, kalau ternyata mbak kunti itu wangi banget dan rambutnya persis aktris iklan Shampo.
Gw mencintai alam dengan tulus. Buktinya: Rela mandi lumpur untuk jadi bantara atau nggak mandi 2-3 hari demi menghemat air J
Gw tau ketika tangan saling menggenggam, permasalahan selesai. Faktanya: Mendirikan tenda nggak bisa cuma satu orang atau mencari sumber pantat busuk alias kentut sembarangan di tenda yang buat bau semerbak yang membangunkan seantero penghuni tenda.
Gw melihat kebesaran Allah. Alasannya: Ketika gw masuk ke hutan, banyak banget tumbuhan jelek yang ternyata mampu menjadi obat dan banyak banget hewan kecil yang ternyata bermanfaat.
Gw senang ketika senyuman satu-dua orang sekitar mampu membekaskan senyum lebar dihati. Alasannya:Bakti sosial membersihkan selokan rumah panti asuhan membuat anak-anak panti senang. Bakti sosial membersihkan kuburan membuat pak penjaga kuburan dan penghuni kuburan tersenyum J
Gw mengenal senyum dan tawa sugesti hati gembira. Pasalnya: Nggak ada makanan, tenda kebanjiran, kalah lomba antar sanggah, tetap aja nyanyi-nyanyi sambil ketawa.
Terima kasih Pramuka, lo empu guru yang mengajarkan gw menjadi ‘manusia’ bermakna.
Selamat hari ulang tahun Pramuka!!! Semangat Pemuda!
Salam Pramuka!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *