Persahabatan: Ruang Bebas

Persahabatan itu ruang bebas.
Pernah nggak kalian merasa happy sama orang, walau hanya sekedar duduk bareng? Pernah nggak kalian kangen sama orang yang sering nge-bully kalian sendiri? Pernah nggak kangen sama orang super garing yang bahkan untuk mencerna humornya perlu konsentrasi layaknya mengerjakan laporan keuangan? Pernah nggak kalian merasa bahwa UNO adalah permainan paling asyik di dunia karena dimainkan bersama? Pernah nggak kalian merasa bebas dengan segala pikiran dan tindakan dalam ruang waktu yang sama?
Namanya persahabatan.
Entah kapan gw mulai akrab dengan mereka. Mungkin sekitar semester 3 di kampus maroon tercinta. Sekedar makan bareng di UKM, nongkrong bareng makan es krim di McD, ngeledekin kejombloan di Student Lounge,main UNO bareng di kosan, belajar bareng sampe pagi, nge-bully pria pemilik bulu mata terindah seantero kampus, atau cuma duduk bareng baca komik. I love u, guys,,
Banyak hal yang harus disyukuri. Termasuk bertemu dengan orang-orang yeng bisa menerima kita apa adanya. Namanya, sahabat.
Pertambahan usia, tentunya membuat kita juga bertambah tanggung jawab. Jika melulu mengejar karir dan rupiah, nggak akan berasa hidup. Sahabat akan ada mengisi kesibukan tersebut, walau cuma lewat whatsapp, twitter, path, dan para sepupu medsos lainnya. Nggak dipungkirin, rutinitas Monday to Friday pasti lama kelamaan bikin bosen. Kalau punya gebetan, yaa lumayan bisa nonton di Sabtunya. Kalau nggak, jangan khawatir karena sahabat masih bisa diajak nongkrong.

Persahabatan itu ruang bebas. Setidaknya, itulah yang gw mengerti. Ruang bebas untuk berbagi cerita, tawa, tangis, marah, atau gaje sekalipun. Jadi, nggak salah sih kalau persahabatan antara dua insan berlain jenis bisa tumbuh jadi cinta. Toh, ketika menikah pasangan menjadi sahabat selamanya. Bahkan, katanya diperlukan sisi persahabatan dalam cinta. Nah, kenapa jadi ngomongin cinta, Sya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *